Tujuan da’wah jangka panjang adalah khilafah
fil ‘ardl. “Memimpin dunia.” Untuk mencapai cita-cita besar itu
diperlukan umat yang kuat dan hebat berbasis pada kader-kader militan
yang bercirikan penuh keseriusan. Mereka mengutamakan kerja daripada
hanya sekedar pandai mengkritik, berinisiatif daripada hanya menunggu
perintah, memahami betul apa tugas dan perannya dalam hidup ini, dengan
disertai usaha maksimal disertai dengan pendekatan diri kepada Allah
dalam rangka meraih bimbingan dan pertolongan-Nya.
Definisi
jiddiyah adalah: menjalankan tugas-tugas syar’i, tarbawi, tanzhimi,
dengan cepat, tabah, mengerahkan seluruh potensi secara maksimal serta
dapat mengatasi hambatan yang dihadapinya demi terlaksananya tugas
tersebut secara optimal.
Syarat-Syarat Jiddiyah
Dari definisi di atas, maka jiddiyah memiliki 5 syarat:
- Al-istijabah al-fauriyah (responsif)
- Al-azmul Qowiy (kesungguhan yang kuat)
- Al-mutsabarah (tabah dan ulet)
- Taskhiru kullil imkanat (mengerahkan seluruh potensi)
- Mughalabatul ‘adzar (dapat mengatasi segala permasalahan hidup)
Ciri-ciri Jiddiyah:
- Menjaga dan memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan berguna untuk dakwah.
- Menghindari dari banyak bergurau dan bercanda. Di antara wasiat Imam Al-Banna adalah: “Janganlah kamu bercanda karena umat yang sedang berjihad tidak mengenal canda. Demikian juga dengan Sholahuddin Al-Ayyubi yang berkata: “Sungguh saya malu kepada Allah melihat saya tertawa sementara Baitul Maqdis sedang berada dalam genggaman orang-orang salibiyin.
- Memilih azimah ‘idealisme’ yang berat dan tifak memilih kemudahan-kemudahan karena dakwah tidak tegak di atas rukhsah.
- Melaksanakan tugas dengan segera, tidak menunda pekerjaan hari ini sampai besok, tidak lambat dan tidak malas.
- Selalu mengintrospeksi diri, memperbaharui janji kepada Allah dan selalu istighfar serta taubat atas segala dosa dan kesalahan.
- Dalam kondisi siaga selalu menanti perintah.
Ikhwah fillah, jadilah aktivis harokah dan praktisi
dakwah. Jadilah orang yang terlibat di dalamnya, bekerja secara
produktif. Dan jangan menjadi orang yang pandai mengkritik.
Ustadz Abdul Muiz M.A.
[islamedia]